SALAM RINDU BUAT GURUKU
Disudut ufuk timur fajar terbit dengan begitu indahnya, lambaian nyiur menari-nari seakan ingin menyapa tiap insan yang baru saja tersadar dari peristirahatan. Semilir angin berhembus tanpa letih, seakan mengerti kalau kuingin mengarungi dunia mimpiku kembali. Disisi lain detak langkah terdengar bergerak bersahutan menuju pantai kehidupan. Nampak dari jauh puluhan ikan tak berdaya dikail sang nelayan yang dalam hitungan detik ludes diburu warga.
Disudut ufuk timur fajar terbit dengan begitu indahnya, lambaian nyiur menari-nari seakan ingin menyapa tiap insan yang baru saja tersadar dari peristirahatan. Semilir angin berhembus tanpa letih, seakan mengerti kalau kuingin mengarungi dunia mimpiku kembali. Disisi lain detak langkah terdengar bergerak bersahutan menuju pantai kehidupan. Nampak dari jauh puluhan ikan tak berdaya dikail sang nelayan yang dalam hitungan detik ludes diburu warga.
Yah itulah gambaran
pulauku, pulau yang identik dengan pohon kelapa karena hampir disetiap petak
tanahnya ia tumbuh tuk bersimbiosis dengan manusia, disamping itu mayoritas
masyarakat tempatku tinggal ini bermata pencaharian Nelayan jadi tak heran jika
disetiap boot pasarnya hampir semua pedagang menjual dan bertransaksi dengan hewan
buruan ini. Biasanya sang nelayan datang dipagi hari dengan membawa ikan yang
berhasil ditangkapnya dan berangkat disore hari untuk kembali beradu di
perantauannya.
Tak terasa
sudah tiga tahun lamanya aku tak kembali ke pulauku ini demi memperjuangkan
nasib tuk memperbaiki diri, perjuangan demi perjuangan ku tempuh sembari
menempa semangat dalam diri agar dihari esok bisa tersenyum dan menikmati
indahnya hidup ini.
Seiring
berjalannya waktu silih bergantinya hari perlahan ku semakin mengerti alur
tentang hidup ini yang semuanya seakan bahu membahu tuk mendewasakanku dalam bersikap,
berpikir dan berbuat dikehidupan sehari-hari. Yang mana semuanya kudapatkan tak
lepas berkat jasa dari pengorbanan orang tua, guru, teman dan semua masyarakat ditempatku
tinggal.
Namun pada cerita kali ini aku akan mencoba
membahas salah satu sosok yang selalu menginspirasiku untuk terus semangat menempuh
jalan hidup ini, ya dialah guruku. Sosok yang tanpa pamrih berbuat dengan
segenap hati mengajari kami berbagai disiplin ilmu baik tentang teknologi,
sains, sosial budaya, dan lainnya. Masih teringat kala itu akan sosok guru
kelas SMP ku yang anak-anak memanggilnya dengan panggilan Bu Eny yang begitu
telaten dan sabarnya mengajari kami dunia teknologi dibidang computer, dimana
computer disaat itu seakan menjadi hal yang tabu dan berasa wah untuk kami
pelajari sebagai anak pulau. Memang wajar karena di daerah tempat kami tinggal dulunya listrik hanya menyala 12 jam
lamanya, internet masih belum ada sama sekali dan yang mengerti tentang dunia
computer masih bisa dihitung dengan jari, yang tak lain penyebab ataupun faktor
utamanya karena minimnya berbagai sarana dan fasilitas pendukung tersebut dipulau
kami. Namun berkat jasa dari bu Eny akhirnya kami bisa mengerti dan mempelajari
tentang dunia computer baik mulai dari cara mengoperasikan computer,
menjalankan software seperti Microsoft Office, paint, dan lain semacamnya.
Ibu Eny merupakan
penduduk asli kabupaten Gresik yang rela datang jauh-jauh ke pulau kami hanya untuk
berbagi pengetahuan agar kami anak pulau tidak ketinggalan informasi atau yang
biasa disebut dengan Gaptek Teknologi. Ia rela menempuh perjalanan selama 18
Jam lamanya untuk sampai ke pulau kami. Dan tak hanya itu ia pun juga harus
berkorban untuk terbiasa hidup jauh dari suami, anak-anak, beserta keluarga
besarnya.
Kegigihan
dan semangat bu eny dalam mendidik dan membimbing kami untuk bisa belajar
computer dan mampu mengoperasikannya begitu luar biasa. Karena mengapa ? bahkan
selepas pulang mengajar disekolah ia pun juga menyempatkan diri membuka kelas
khusus sore bagi kami dirumahnya untuk melanjutkan beberapa materi yang ia
ajarkan disekolah untuk kami pelajari lagi sehingga kami bisa cepat mengerti
dan memahami serta cepat beranjak untuk membahas materi-materi yang lain lagi.
Dan itu semuanya kami peroleh dengan gratis tanpa membayar biaya sedikitpun
sama guru kami.
Begitu
mulianya beliau, karena tanpa kerja keras dan pengorbanan serta kesabarannya
mungkin saat ini kami sebagai anak yang dari pulau dengan berbagai keterbatasan
yang ada mungkin masih kesulitan untuk beradaptasi dengan teman-teman dikota
yang sudah jauh-jauh hari atau bahkan sejak kecil sudah dijejali teknologi.
Seperti kata
pepatah kalau guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan memanglah benar seperti
itu adanya karena terlihat jelas dari sikap dan pemikiran sosok guru kami
tersebut. Jika memang tujuannya hanya untuk mengejar uang ataupun materi
mungkin ditempatnya tinggal ataupun di perkotaan sana bisa lebih banyak ia
dapatkan daripada mengajar di pulau kami.
Semoga Ibu
Eny dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan kesejahteraan serta kebahagiaan
hidup dimanapun ibu sekarang berada. Dan semoga suatu saat nanti kami murid
yang pernah ibu ajari dulu bisa dapat berjumpa lagi untuk sekedar bernostalgia
dan melepas rasa kangen serta mengucapkan terima kasih yang teramat besar atas
pengorbanan dan kesediaannya untuk meluangkan waktu dan berbagi ilmu dengan
kami.
Ribuan
kenangan takkan pernah terlupakan karenanya ia hadir tuk merajut asa yang dulu
sebatas khayal perlahan nampak menjadi nyata. Pahlawan yang muncul disaat yang
tepat dan juga berbuat dengan tepat dalam rangka mensetarakan pendidikan
diberbagai sudut penghujung negeri ini. Semoga seiring berjalannya waktu selalu
ada dan selalu muncul sosok, sikap, sifat dan pemikiran seperti yang ibu eny lakukan
pada kami selama ini.
Akhir kata dari
kami terima kasih yang tak terhingga atas semuanya bu, engkaulah guruku dan
engkaulah pahlawanku.
Salam rindu dari kami anak pulau.
(a.r/red)
Belum ada tanggapan untuk "Salam Rindu Buat Guruku"
Posting Komentar